MAKALAH HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara
pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena
budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun
kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari
kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai
kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan
transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari
individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai,
perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut
budaya.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
“Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”
C. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
“Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”
C. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
a. Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
b. Unsur- unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :
1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4. organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
B. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
2.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
presepsi atau sudut pandang.
Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat
kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang
dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan
kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki.
5.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk
terhadap hal-hal baru.
Sikap ini
sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga
menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka
miliki secara turun-temurun.
9.
Perubahan kebudayaan.
Perubahan
kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan
merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Pengertian
Tentang Manusia dan Kebudayaan
Membahas
tentang Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, pengaruh budaya
terhadap lingkungan, Proses dan perkembangan budaya, Problematika dan perubahan
kebudayaan.
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu
manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1.
Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.
Pembeda manusia dan binatang
5.
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku
didalam pergaulan.
6.
Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.
Sebagai modal dasar pembangunan.
Pengaruh
Budaya Terhadap Lingkungan
Budaya yang
dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan
itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya
yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan
berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Beberapa
variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
1.
Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan
natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2.
Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta
proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3.
Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4.
Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5.
Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas dan sebagainya.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam
lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan
aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.
Proses Dan
Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan
yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok
atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan
tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi
tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian
suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah
sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan
zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam
kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya
perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai
lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini
kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang
terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat
bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di
masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang
ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan
mana yang tidak sesuai.
Problematika
Kebudayaan
Seiring
dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau
masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
1.
Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3.
hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4.
Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat
lainnya.
5.
Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6.
Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku
bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7.
Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
Perubahan
Kebudayaan
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada
kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami
perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
1.
Perubahan lingkungan alam
2.
Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3.
Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4.
Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa
elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5.
Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam
pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun,
perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu
saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan
sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan
tersebut.
PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN DAN SOLUSINYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan
yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda beda
menghasilkan keragaman kebudayaan . Tiap persekutuan hidup manusia ( masyarakat
, suku, atau bangsa ) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan
kebudayaan kelompok lain . kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia
membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain . Dengan demikian ,
kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka
pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat
berhubungan dengan masyarakat lain , demikian pula terjadi hubungan antar
persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan manusia . Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring
dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan . Berkaitan
dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan , perubahan
kebudayaan , dan penyebaran kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana problematika kebudayaan dewasa ini yang muncul dari Pewarisan
budaya, Perubahan budaya dan Penyebaran budaya?
2. Bagaimana solusi untuk mencegah dan mengatasi problematika kebudayaan
tersebut?
C. Tujuan Dan Manfaat
1.
Tujuan
Mengetahui problematika
kebudayaan dewasa ini yang muncul dari pewarisan budaya, perubahan budaya dan
penyebaran budaya dan memberikan solusi untuk mencegah dan mengatasi
problematika kebudayaan tersebut.
2.
Manfaat
Diharapkan dari
bahasan ini, akan diperoleh beberapa manfaat, diantaranya :
a. dapat
mengetahui problematika dalam kebudayaan di Indonesia
- dapat menambah pengetahuan mengenai pewarisan budaya, perubahan budaya dan penyebaran budaya
- memperoleh solusi untuk mencegah dan mengatasi problematika kebudayaan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan
kebudayaan adalah proses pemindahan , penerusan , pemilikan , dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan . Pewarisan budaya
bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada
generasi berikutnya untuk digunakan , dan selanjutnya diteruskan kepada
generasi yang akan datang .
Pewarisan
kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi . Enkulturasi
atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaanya .
Proses Enkulturasi dimulai sejak dini , yaitu masa kanak-kanak , bermula dari lingkungan
keluarga , teman teman sepermainan , dan masyarakat luas . Sosialisasi atau
proses pemasyarakatan adala individu menyesuaikan diri dengan individu lain
dengan masyarakat nya .
Dalam hal
pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain : sesuai atau tidaknya budaya
warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang , penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut , dan munculnya budaya baru yang
tidak lagi sesuai dengan budaya warisan .
Dalam suatu
kasus , ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh
generasi pendahulunya . Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan
kepentingan hidup generasi tersebut , bahkan dianggap bertolak belakang dengan
nilai nilai budaya baru yang diterima sekarang ini .
B. Perubahan Kebudayaan
Perubahan
Kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidak sesuaian
di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang
fungsinya tidak serasi bagi kehidupan.Perubahan kebudayan mencakup banyak
Aspek,baik bentuk,sikap perubahan,dampak perubahan,dan mekanisme yang
dilaluinya.Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan
kebudayaan.Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan
kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan
merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan);perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi,berlangsung cepat,dan diluar kendali manusia .
C. Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran
kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur – unsur kebudayaan dari
suatu kelompok kekelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Kebudayaan kelompok masyarakat disuatu wilayah bisa menyebar kemasyarakat
wilayah lain. Misalnya , kebudayaan dari masyarakat Barat (Negara – Negara Eropa) masuk danmemengaruhi kebudayaan Timur(bangsa
Asia dan Afrika).Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan
secara meluas.
Dalam hal
penyebaran kebudayaan,seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa
dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,melainkan
individual.Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara
keseluruhan.Dunia Timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan,tetapi
unsur tertentu,yaitu teknologi.Teknologi merupakan unsure yang paling mudah di
serap.Industrialisasi di Negara –negara Timur merupakan pengaruh dari
kebudayaan Barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin
tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen)
sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi
merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi
merupakan lapisan luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsur masuk maka akan
menarik unsur budaya lainnya. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa
masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang berkerja di
industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di
tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang
didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme
sebagai hasil evolusi social budaya dan menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara
nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia
Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran
kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan
kehilangan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya
asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan
Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang
dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia.
Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik.
Akibatnya nilai budaya bangsa, seperti kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun
bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada
dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antaar kebudayaan. Selain difusi
bentuk kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi
berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi
merupakan kontak antarkebudayaan namun masing-masing masih menunjukkan unsur
kebudayaannya. Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu.
Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara
mereka yang berlainan latar be;akang, ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya asimilasi menghasilkan budaya baru.
D. SOLUSI MENGATASI PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Prioritas pada masalah
Penyimpangan
seperti sudah benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai, asumsi, keyakinan
atau pengalaman hidup kita. Karena penyimpangan itu pasti
banyak kalau dicari apalagi dicari-cari, maka sebaiknya kita perlu membuat
prioritas penyelesaian penyimpangan.
Manfaatnya
adalah untuk menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi dorongan
keinginan atau mood sesaat. Terkadang, kita menginginkan situasi atau
kondisi yang langsung baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis
seperti firman kitab suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama
persis seperti khutbah para pakar manajemen di buku-buku. Padahal, secara resource,
kita belum mampu ke sana. Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu
menyempurnakan kekurangan / penyimpangan.
Selain itu,
memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan kita lebih
membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering
mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih
jelas, lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan
"bingung" kalau disuruh memikirkan sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif,
atau terlalu abstrak.
2. Konseptualisasi
Agar kemauan
kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya, menyatakannya
dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa organisasi memang
telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk terwujud
dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki.
Selain bisa
menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan menjadi pedoman
perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap
penyimpangan dan tidak care pula terhadap prestasi atau performansi
kerja sebagian orang. Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan:
Jika kita
menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung, kita pun
perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan
dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikan punishment
kepada orang yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita,
terkadang, kita menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada
orang yang baik dan lemah ATAU ignorance (tidak peduli (acuh tak acuh)
menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang
pembelajaran
Pengalaman kita
bersama menunjukkan bahwa untuk membuat orang melakukan sesuatu, ini
membutuhkan effort yang jauh lebih banyak dibanding dengan membuat orang
yang tidak tahu menjadi tahu. Yang terakhir ini cukup dengan diberi tahu
melalui mulut atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita
inginkan menjadi budaya, pasti tidak cukup dengan identikasi masalah prioritas
dan konseptualisasi keinginan.
Budaya
menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar hasilnya
benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki keadaan
(mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses)
berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya,
kita tidak melihat penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan
akhir, melainkan sebagai sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat
penyimpangan sebagai penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan
perubahan dan pengembangan..
Adapun bentuk
fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan dan keinginan.
Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong
memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka,
dari mulai yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini
misalnya saja, training, konseling, coaching, teaching,
dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung, pengarahan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari bahasan
yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kedimpulan, sebagai berikut:
1. Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain : sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang ,
penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut , dan munculnya
budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan
2. Dalam hal perubahan budaya bisa memuunculkan masalah, antara lain perubahan
akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan);perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi,berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Dalam hal penyebaran budaya bisa memuunculkan masalah, diantaranya
masyarakat penerima akan kehilangan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai
akibat kuatnya budaya asing yang masuk.
B. Saran
Dalam mengatasi
problematika kebudayaan, hendaknya diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Prioritas pada masalah
2.
Konseptualisasi
3.
Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran
:)
ReplyDeleteterima kasih makalahnya sangat membantu
ReplyDeletekenalkan nama saya tia monika dari ISB Atmaluhur