KONSEP DASAR PENYAKIT
1.
Definisi /
pengertian
a.
Hipotiroidisme
adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat
disebut miksedema.
b. Hipotiroid (hiposekresi hormon
tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kehilangan hormon tiroid
(Baradero,2009).
2.
Epidemiologi
Sebelum
Perang Dunia II banyak penyelidik di Indonesia menemukan kretin. Abu
Hanifah menemukan di daerah Kuantan 0,15% kretin di antara 50.000 penduduk.
Pfister (1928) menemukan pada suku Alas 17 kretin, 57 kretinoid dan 11 kasus
yang meragukan dari 12.000 penduduk; jumlah semuanya meliputi 0,73%. Eerland
(1932) menemukan 126 kretin di Kediri dan banyak kretinoid, sedangkan Noosten
(1935) menemukan juga kretin di Bali.
3.
Penyebab
Penyebab
yang paling sering ditemukan adalah Tiroiditis Hashimoto.
Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjaryang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjaryang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
4.
Patofisiologi
terjadinya penyakit
Untuk memproduksi dan mensekresi
hormon tiroid memerlukan iodine. Produksi hormon tyroid tergantung sekresi TSH
dan ingesti iodine yang adekuat. Hipotalamus mengatur sekresi TSH melalui
sistem negatif feedback. Bila kekurangan iodine atau produksi hormon tyroid
terhambat dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tyroid sebagai dampak dari
sekresi TSH yang berlebihan sebagai kompensasi untuk meningkatkan sekresi
hormon tyroid. Penurunan hormon tyroid dapat menyebabkan :
Basal
metabolisme rate menurun, motilitas saluran cerna menurun, Bradikardia,
produksi panas menurun, fungsi neurologi menurun. Metabolisme lemak menurun à serum kolesterol & trigliserid
meningkat à
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner à Penurunan sel darah merah
5.
Klasifikasi
Secara
klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
a.
Hipotiroidisme
sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus
b.
Hipotiroidisme
primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
c.
Karena
sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan
resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer.
Oleh karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan
fT4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
Hipotiroidisme
terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Bawaan (kretinisme)
a. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.
b. Kelainan hormogonesis
1) Kelainan bawaan enzim (inborn error)
2) Defisiensi yodium (kretinisme endemik)
3) Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
2. Didapat
Biasanya
disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar yang
sebelumnya normal. Panyebabnya adalah
a. Idiopatik (autoimunisasi)
b. Tiroidektomi
c. Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain)
d. Pemakaian obat anti-tiroid
e.
Kelainan hipofisis.
f.
Defisiensi spesifik TSH
Berdasarkan
usia awitan Hipotiroidisme dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Hipotiroidisme Dewasa (Miksedema)
2) Hipotiroidisme Juvenilis
Timbul
sesudah usia 1-2 tahun.
3) Hipotiroidisme Kongenital
(Kretinisme)
Terjadi
sebelum/segera sesudah lahir.
6.
Gejala klinis
1)
Gejala
hipotiroidisme dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang bersifat umum
karena kekurangan hormon tiroid di jaringan, dan yang spesifik disebabkan
karena penyakit dasarnya.
2)
Pada bayi
baru lahir gejala sering belum jelas. Baru sesudah beberapa minggu gejala lebih
menonjol. Ikterus fisiologis biasanya lebih lama, kurang mau minum, sering
tersedak, aktifitas kurang, lidah yang besar dan sering menderita kesukaran
pada pernafasan. Bayi dengan kelainan ini jarang menangis, banyak tidur dan
kelihatan sembab. Biasanya ada obstipasi, abdomen besar dan ada hernia
umbilikalis. Suhu tubuh rndah, nadi lambat dan kulitnya kering dan dingin.
Sering ditemukan anemia.
3)
Pada umur
3-6 bulan gejala makin jelas. Sekarang mulai kelihatan pertumbuhan dan
perkembangan lambat (retardasi mental dan fisis). Sesudah melewati masa bayi,
anak akan kelihatan pendek, anggota gerak pendek dan kepala kelihatan besar.
Ubun-ubun besar terbuka lebar. Jarak antara kedua mata (hipertelorisme). Mulut
sering terbuka dan tampak lidah membesar dan menebal. Pertumbuhan gigi
terlambat dan gigi lekas rusak. Tangan agak lebar dan jari pendek. Kulit kering
tanpa keringat. Warna kulit kekuning-kuningan yang disebabkan oleh karotenemia.
Miksedema tampak jelas pada kelopak mata, punggung tangan dan genitalia
eksterna. Otot-otot biasanya hipotonik. Retardasi mental makin jelas. Suara
biasanya parau dan biasanya tidak dapat berbicara.
4)
Makin tua,
anak makin terlambat dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pematangan alat
kelamin terlambat atau sama sekali tidak terjadi.
5)
Keluhan
utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah
lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan
dingin, berat badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi,
meskipun nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu
oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat. Semua tanda di atas akan
hilang dengan pengobatan. Ada tambahan keluhan spesifik, terutama pada tipe
sentral. Pada tumor hipofisis mungkin ada gangguan visus, sakit kepala, dan
muntah. Sedangkan dari gagalnya fungsi hormon tropiknya, misalnya karena ACTH
kurang, dapat terjadi kegagalan faal korteks adrenal dan sebagainya.
7.
Pemeriksaan
fisik
a.
Inspeksi
1) Ekspresi wajah
tumpul
2) Capek
3) Mengantuk
4) Berat badan
meningkat
5) Kelambanan
mental
6)
Kurangnya
pertumbuhan rambut
7)
Suara parau (seperti
katak)
8)
Kulit bersisik
9)
Oedema seluruh
tubuh
10)
Sakit kepala
11)
Mual
12)
Anoreksia
b.
Palpasi
-
Denyut nadi
melemah
-
Konstipasi
c.
Aukskultasi
-
Detak jantung
lambat
-
Tekanan darah
menurun
d. Perkusi
-
Suara perut
dullness
8.
Pemeriksaan
diagnostik/penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1) Tes kadar TRH
dilakukan untuk mengetahui kadar TSH
2) Tes kadar T3
dan T4 dilakukan untuk mengetahui kadar T3 dan T4
3) Tes gula darah
dilakukan karena sehubungan dengan kerusakan adrenal
4) Tiroid Autoantibodi untuk mengetahui
antibodi tiroglobulin dan antibody mikrosomal
9.
Diagnosis/Kriteria
diagnosis
-
Goitter
-
Miksidema
-
Degradasi
mental
-
Kritinisme
-
Autoimunitas
-
Hipotensi
-
Hipotonik
10. Terapi/ tindakan
penanggulangan
Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan
adalah dosis awal dan cara menaikkan dosis tiroksin. Tujuan pengobatan
hipotiroidisme adalah :
a.
Meringankan keluhan dan gejala
b.
Menormalkan metabolisme
c.
Menormalkan TSH (bukan mensupresi)
d.
Membuat T3 (dan T4) normal
e.
Menghindarkan komplikasi dan resiko
- Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan
substitusi, yaitu makin berat hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan
makin landai peningkatan dosis, dan geriatri dengan angina pektoris, CHF,
gangguan irama, dosis harus hati-hati.
- Prinsip substitusi adalah mengganti kekurangan produksi
hormon tiroid endogen pasien. Indikator kecukupan optimal sel ialah kadar
TSH normal. Dosis supresi tidak dianjurkan, sebab ada risiko gangguan
jantung dan densitas mineral. Tersedia L-tiroksin (T4), L-triodotironin
(T3) maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan lagi karena efeknya
sulit diramalkan. T3 tidak digunakan sebagai substitusi karena waktu
paruhnya pendek hingga perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral
terbaik adalah T4
- Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan
perut kosong dan tidak bersama bahan lain yang mengganggu serapan dari
usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorbsi, short bowel syndrome,
sirosis, obat (sukralfat, aluminium hidroksida, kolestiramin, sulfas
ferosus, kalsium karbonat).
- Dosis rata-rata dari penggantian T4 pada orang-orang
dewasa adalah kira-kira 1.6 mikrogram per kilogram per hari. Ini
diterjemahkan kedalam kira-kira 100 sampai 150 mickograms per hari.
- Anak-anak memerlukan dosis-dosis yang lebih besar.
- Pada pasien-pasien yang muda dan sehat, jumlah yang
penuh dari hormon pengganti T4 mungkin dimulai pada awalnya.
- Pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang telah
ada sebelumnya, metode dari pengganti hormon ini mungkin memperburuk
kondisi jantung yang mendasarinya pada kira-kira 20% dari kasus-kasus.
- Pada pasien-pasien yang lebih tua tanpa penyakit
jantung yang diketahuinya, memulai dengan suatu dosis penuh dari pengganti
tiroid mungkin berakibat pada penemuan/pembongkaran penyakit jantung,
berakibat pada sakit/nyeri dada atau suatu serangan jantung. Untuk sebab
ini, pasien-pasien dengan suatu sejarah penyakit jantung atau mereka yang
dicurigai berada pada risiko yang tinggi dimulai dengan 25 mikrogram atau
kurang hormon pengganti, dengan suatu kenaikkan dosis yang
berangsur-angsur pada interva-interval 6 minggu.
- Idealnya, pengganti T4 sintetik harus dikonsumsi pada
pagi hari, 30 menit sebelum makan. Obat-obat lain yang mengandung zat besi
atau antasid-antasid harus dihindari, karena mereka mengganggu penyerapan.
- Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor
susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau
pembedahan.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
1).
Identitas
klien
Merupakan
biodata klien yang meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa /
ras, pendidikan, bahasa yang dipakai,
pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2).
Keluhan
utama
Keluhan
utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah
lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan
dingin, berat badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi,
meskipun nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu
oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
3).
Riwayat
penyakit sekarang
Pada
orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju
metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan
menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
Pada
bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.
Pada
remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi
perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian
karena adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat
penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.
4).
Riwayat
penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi
dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan,
sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan
menganggapnya sebagai efek penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami
keluhan yang tidak khas seperti lelah dan penambahan berat badan. Dokter akan
meminta pemeriksaan laboratorium yang tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang
tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada tahap awal ketika
gejalanya masih ringan.
5).
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
-
Ekspresi wajah
tumpul
-
Capek
-
Mengantuk
-
Berat badan
meningkat
-
Kelambanan
mental
-
Kurangnya
pertumbuhan rambut
-
Suara parau
(seperti katak)
-
Kulit bersisik
-
Oedema seluruh
tubuh
-
Sakit kepala
-
Mual
-
Anoreksia
Palpasi
-
Denyut nadi
melemah
-
Konstipasi
Auskultasi
-
Detak jantung
lambat
-
Tekanan darah
menurun
Perkusi
-
Suara perut
dullness
6).
Pemeriksaan
Per Sistem
v Integumen
a) Kulit kering,
pecah-pecah, bersisik dan menebal
b) Pembengkakan,
tangan, mata dan wajah
c) Tidak tahan
dingin
d) Pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal
v Muskuloskeletal
a)
Volume otot
bertambah, glossomegali
b)
Kejang otot,
kaku, paramitoni
c)
Artralgia dan
efusi sinovial
d)
Osteoporosis
e)
Pertumbuhan
tulang terhambat pada usia muda
f)
Umur tulang
tertinggal disbanding usia kronologis
g)
Kadar fosfatase
alkali menurun
v Neurologik
a) Letargi dan
mental menjadi lambat
b) Aliran darah
otak menurun
c) Kejang, koma,
dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan reflek tendon)
d) Ataksia
(serebelum terkena)
e) Gangguan saraf
( carfal tunnel)
f) Tuli perseptif,
rasa kecap, penciuman terganggu
v Kardiorespiratorik
a) Bradikardi,
disritmia, hipotensi
b) Curah jantung
menurun, gagal jantung
c) Efusi
pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
d) Kardiomiopati
di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse
e) Penyakit
jantung iskemic
f) Hipotensilasi
g) Efusi pleural
v Gastrointestinal
a) Konstipasi,
anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b) Obstruksi usus
oleh efusi peritoneal
c) Aklorhidria,
antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
v Renalis
a) Aliran darah
ginjal berkurang, GFR menurun
b) Retensi air
(volume plasma berkurang)
c) Hipokalsemia
v Hematologi
a) Anemia
normokrom normositik
b) Anemia
mikrositik/makrositik
c) Gangguan
koagulasi ringan
v Sistem endokrin
a) Pada perempuan
terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang memanjang,
menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
b) Gangguan
fertilitas
c) Gangguan
hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat
hipoglikemi
d) Gangguan
sintesis kortison, kliren kortison menurun
e) Insufisiensi
kelenjar adrenal autoimun
f) Psikologis /
emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak
g) Manifestasi
klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bula (moon face), wajah
kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap
opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.
2.
Diagnosa
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan metabolisme tubuh.
2.
Hipotermia berhubungan dengan penurunan kecepatan metabolisme
3.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal (peristaltik)
Gangguan komunikasi verbal
Gangguan rasa nyaman (nyeri)Intoleransi aktivitasangguan komunikasi verbal Gangguan rasa nyaman (nyeri)Intoleransi aktivitasGangguan rasa nyaman (nyeri) Intoleransi aktivitasGangguan komunikasi verbalnyeri)Intoleransi aktivitas
|
3. Perencanaan
1)
Diagnosa
Keperawatan : Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan metabolisme
tubuh.
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi klien adekuat
Intervensi : Energi Management
a)
Kaji
kemampuan klien untuk beraktifitas
b)
Rencanakan
aktivitas klien mempunyai energy cukup
c)
Berikan
periode istirahat saat aktivitas
d)
Berikan
asupan makanan dengan prinsip sedikit tapi sering
e)
Monitor
intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi
f)
Bantu
klien memenuhi kebutuhan keperwatan diri
2.
Diagnosa Keperawatan : Hipotermia berhubungan dengan
penurunan kecepatan metabolisme
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan suhu klien normal antara 36,50C – 37,50C
Intervensi
: Hipotermi treatment
a) Monitor suhu tubuh pasien
b) Monitor gejala yang berhubungan
dengan hipotermi seperti : fatigue, kelemahan, bingung, perubahan warna
kulit.
c) Identifikasi faktor penyebab
hipotermi
- Diagnosa Keperawatan : Konstipasi berhubungan
dengan penurunan gastrointestinal (peristaltik)
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak
terjadi penurunan gastrointestinal ditandai dengan bising usus normal antara
5-12x/menit
Intervensi : Management konstipasi
a) Monitor tanda dan gejala konstsipasi
b) Monitor perubahan BAB, frekuensi,
konsistensi, bentuk, volume, dan warna
c) Monitor bising usus
d) Identivikasi faktor penyebab dan
kontribusi konstipasi
e) Dukung intake cairan
f)
Berikan
enema/irigasi
g) Instruksikan kepada pasien untuk
memakan makanan berserat
terimakasih banyak untuk informasinya,
ReplyDeletehttp://tokoonlineobat.com/