BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Banyak
hal yang perlu kita kaji kembali untuk kita perbaiki menjadi hal-hal yang
senada dengan apa yang menjadi rencana awal kita dalam suatu organisasi atau
hal lainnya. Contoh konkritnya adalah dalam organisasi. Kita lihat sendiri,
bahwa di dalam suatu organisasi terdapat banyak masalah yang membuat fungsi
dari pada oraganisasi itu runtuh atau pun rusak. Adanya job yang terbengkalai,
peran masing-masing orang dalam jabatan amburadul bahkan sering kali kita
temukan adanya lepas tanggung jawab dari anggota organisasi itu sendiri.
Dan
perlu kita sadari semenjak dini, bahwa hal semacam itu terjadi tak ada alasan
lain hanyalah karena fungsi pengawasan dari manajemen organisasi tersebut tidak
pernah digerakkan atau difungsikan. Sehingga terjadilah kepincangan fungsi-fungsi
organisasi ditengah jalan.
Oleh
sebab itu, maka tak salah jika dalam tulisan ini kami kembali ingin menyajikan
suatu hal yang hampir terlupakan untuk kita gunakan sebagai keselamatan dalam
pemanajemenan organisasi kita.
Karena
dengan kesadaran dalam memfungsikan pengawasan (controlling)ini akan
menjadikan fungsi-fungsi yang lain utuh. Artinya, karena pengawasan ini
merupakan fungsi yang terakhir dari fungsi manajemen maka fungsi yang
sebelumnya seperti perencanaan, pengorganisasian dan lainnya akan menjadi
sangat berguna, berharga ketika fungsi pengawasan ini dilaksanakan sebagai
penyempurna yang berfungsi sebagai pengontrol fungsi-fungsi diatas. Sehingga
akan terlihatlah sebuah hasil dari tujuan organisasi yang direncanakan mulai
dari awal.
1.2 Rumusan
Masalah
Apa
itu pengawasan?
Bagaimana
tahapan-tahapan di dalam pengawasan itu sendiri?
Seberapa
besar peran pengawasan di dalam suatu oraganisasi?
Serta
seperti apa karakteristik yang baik terhadap pengawasan dan bagaimana proses
pengawasan itu dilaksanakan?
1.3 Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui, memahami maksud dari pada pengawasan dalam manajemen
Mengenali
tahapan serta proses dari pengawasan itu sendiri
Mampu
mengkaji karakteristik yang ada didalam pengawasan
1.4 Manfaat
Penulisan
Setelah
kita mengetahui, mengenali serta memahami apa yang dimaksud dari pengawasan
dari segi proses, karakteristi, tahapannya serta tipe-tipenya, maka kita akan
lebih mudah untuk merealisasikan terhadap diri kita sendiri hususnya. Sebab,
dengan memahami apa yang terdapat dalam pengawasan ini akan membuat diri kita
lebih mampu menjadi seseorang yang waspada, serta suka dalam mengontrol setiap
apa yang kita lakukan. Sehingga kemungkinan besar akan luput jauh dari yang
namanya kesalahan, kerusakan serta penyelewengan dalam hal apapun yang sedang
kita lakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pengawasan
Pengawasan
dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat
kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan
adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Seperti
terlihat dalam kenyataan, langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya
langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu
kegiatan. Karena kadang-kadang sulit untuk membedakan antara rencana, standar,
atau apa itu pengawasan, maka perlu dipahami terlebih dahulu
pengertian-pengertian tujuan, sasaran, prosedur, dan sebagainya.
Definisi
pengawasan yang di kemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah
menjelaskan unsur-unsur esensial proses pengawasan:
Pengawasan
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
2.2
Dasar-Dasar Proses Pengawasan
Kasus-kasus
yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu
penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian (deadline), suatu anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana. Bab ini
akan membahas proses pengawasan manajerial, melalui mana manajemen berusaha
memperoleh jaminan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakuka sesuai dengan yang
direncanakan. Juga, akan dibahas konsep pengawasan secara luas dan umum.
Ada
banyak sebutan bagi fungsi pengawaan (controlling), antara lainevaluating,
apprising, atau correcting. Sebuta controlling lebih banyak
digunakan karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standart,
pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.
2.3
Tipe-Tipe Pengawasan
Ada
tiga tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan
pendahuluan (feedforward control)
Pengawasan
ini juga sering disebut steering controls, dirancang untuk
mengantisipasi masalah - masalah atau penyimpangan-penyimpagan dari standar
atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan
tertentu diselesaikan. Bersifat lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi
masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah
terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif bila manajer mampu mendapatkan
informas akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan-perubahan dalam
lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan yang
diinginkan.
2. Pengawasan
kegiatan atau “concurrent”
Pengawasan
ini sering disebut pula sebagai Pengawasan “Ya-Tidak”, Screening
control atau “berhenti-terus”, dilakukan selama suatu kegiatan
berlangsung. Tipe ini merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu
prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum
kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan
“double-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan
umpan balik (Feedback control)
Pengawasan
umpan balik, juga dikenal sebagai past-action controls, mengukur
hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab
penyimpangan dari rencana atau standar ditentukan, dan penemuan-penemua
diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan
ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi
Pengawasan
pendahuluan dan “berhenti-terus”, cukup memadai untuk memungkinkan manajemen
membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan. Tetapi ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan disamping kegunaan dan bentuk pengawasa itu.
Pertama, biaya keduanya mahal. Kedua, banyak kegiatan tidak memungkinkan
dirinya dimonitor secara terus menerus. Ketiga, pengawasan yang berlebihan akan
menjadikan produktivitas berkurang. Oleh karena itu, manajemen harus
menggunakan sistem pengawasan yang paling sesuai bagi stuasi tertentu.
2.4
Tahap-Tahap Dalam Proses Pengawasan
Ada
lima yaitu :
Penetapan
standar pelaksanaan (perencanaan)
Standar
mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai
“patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Bentuk yang lebih khusus antara
lain : target penjualan, anggaran, bagian pasar (market-share), marjin keuntungan,
keselamatan kerja, dan sasaran produksi.
Tiga
bentuk standar yang umum adalah :
a. Standar-standar
phisik meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan atau kualitas
produk
b. Standar-standar
moneter meliputi biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,
pendapatan penjualan, dan sebagainya.
c. Standar-standar
waktu meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan
Yaitu
menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
Pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata
Ada
beberapa cara untuk melakukan pengukuran :
1. Pengamatan
(observasi)
2. Laporan-laporan
(tulis atau lisan)
3. Metoda-metoda
otomatis
4. Inspeksi,
pengujian (test) atau dengan cara pengambilan sampel.
Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
Pengambilan
tindakan koreksi bila perlu
Tindakan
koreksi bisa berupa :
1. Mengubah
standar mula-mula
2. Mengubah
pengukuran pelaksanaan
3. Mengubah
cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpanga
2.5
Pentingnya Pengawasan
Perubahan
lingkungan organisasi.
Peningkatan
kompleksitas organisasi.
Kesalahan-kesalahan.
Kebutuhan
Manajer untuk mendelegasikan wewenang
2.6
Perancangan Proses Pengawasan
Lima
langkah dasar yang dapat diterapkan untuk semua tipe kegiatan pengawasan
menurut William H. Newman yaitu :
Merumuskan
hasil yang diinginkan.
Menetapkan
penunjuk (predictors) hasil.
Menetapkan
standar penunjuk dan hasil.
Menetapkan
jaringan informasi dan umpan balik.
Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi.
2.7
Alat Bantu pengawasan Manajerial
Manajemen
dengan pengecualian (Management By Exception (MBE))
MBE
memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada bidang-bidang
pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan atau tingkatan
manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin. Hal ini bisa
dipraktikkan oleh manajer-manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia,
pembelian, pengawasan mutu, dan bidang-bidang fungsional lainnya. Bahkan
manajer lini pertama dapat mempergunakan prinsip ini dalam pengawasan harian
mereka.
Sistem
informasi Manajemen (Management – Information System (MIS))
Yaitu
suatu metoda formal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang
diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan
operasional organisasi dilaksanakan secara efektif.
2.8
Karakteristik Pengawasan yang Efektif
Akurat
Tepat-waktu
Obyektif
dan menyeluruh
Terpusat
pada titik-titik pengawasan strategik
Realistik
secara ekonomi
Realistik
secara organisasional
Terkoordinasi
dengan aliran kerja organisasi
Fleksibel
Bersifat
sebagai petunjuk dan operasional
Diterima
para anggota organisasi
2.9
Metoda Pengawasan
Metoda
bukan Kuantitatif (non-quantitative)
Yaitu
metoda-metoda pengawasan yang digunakan manajer dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen. Pada umumnya, mengawasi keseluruhan (overall) “performance”
organisasi. Dan sebagian besar mengawasi sikap dan “performance” para karyawan.
Metoda
Kuantitatif
Cenderung
untuk menggunakan data khusus dan metoda-metoda kuantitatif untuk mengukur dan
memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran (output). Metode ini terdiri dari :
Anggaran
(budget)
Audit
Analisa break
– even
Analisa
Rasio
Bagan
dan Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
berbagai bahan bacaan atau pun informasi, maka kita pun seyogyanya sudah
memahami serta mengetahui apa saja yang menjadi fungsi dari manajemen itu
sendiri. Dan diantaranya, yang merupakan fungsi manajemen terakhir adalah
fungsi pengawasan (controlling), sebab dengan adanya suatu pengawasan
maka, dapat diketahui tentang hasil yang telah di capai. Hal ini berarti juga
bahwa dengan pengawasan akan mampu mengukur seberapa jauh hasil yang telah
dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Perlu
kita ingat, bahwa pengawasan itu perlu dilakuakan pada setiap tahap agar mudah
dilaksanakan perbaikan jika suatu waktu terjadi sebuah penyimpangan atau
kerusakan system di dalamnya. Dengan pernyataan tersebut, dapat kita simpulkan
bahwa, fungsi ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
manajemen. Karena dengan adanya pengawasan yang efektif dan baik merupakan
bentuk jaminan bahwa tujuan yang ada dalam rencana awal akan tercapai.
3.2
Saran
Setelah
kita memahami apa yang menjadi latar belakang pengawasan dalam manajemen, maka
perlu kita ingat agar mampu kita realisasikan tentang karakteristik pengawasan
yang efektif. Yaitu:
Akurat
Tepat-waktu
Obyektif
dan menyeluruh
Terpusat
pada titik-titik pengawasan strategik
Realistik
secara ekonomi
Realistik
secara organisasional
Terkoordinasi
dengan aliran kerja organisasi
Fleksibel
Bersifat
sebagai petunjuk dan operasional
Diterima
para anggota organisasi
DAFTAR PUSTAKA
-Handoko, Hani,
1998, Manajemen, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta.
0 Response to "makalah pengawasan manajemen umum"
Post a Comment