Pengantar dan Latar Belakang Perilaku Organisasi
BAB I
A. Pengantar Perilaku Organisasi
Manusia adalah faktor utama yang sangat
penting dalam setiap organisasi apapun bentuknya. Oleh sebab itu seorang
pimpinan sangat dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku
organisasi. Robbins (2007:17) mengemukakan, memahami perilaku organisasi bagi
seorang manajer merupakan hal yang sangat penting. persoalan-persoalan manusia
senantiasa berkembang berdasarkan situasi dan kondisi dan semakin sulit dikendalikan,
maka persoalan-persoalan organisasi dan
khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.
Warren Bennis (Thoha, 2007:3) meramalkan bahwa 25 sampai 50 tahun mendatang
kita semua akan ikut berpartisipasi menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan
kita akan mengetahui terbitnya suatu
sistem sosial yang lebih baik dari abad kita sekarang ini. terdapat tiga
dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang tidak bisa
diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain dimensi teknis, dimensi konsep, dan
dimensi manusia.
B. Latar Belakang dan
Sejarah Perilaku Organisasi
karya filosof Yunani Plato, dimana filosof ini membagi jiwa
manusia menjadi 3 bagian, yakni ; Philosopic (filsafat), keinginan untuk
mencapai ilmu pengetahuan, Sprited (ambisi), aspek jiwa manusia yang
berusaha untuk mencari kekuasaan dan ambisi dan Appetite (nafsu makan),
suatu keinginan manusia untuk memenuhi selera seperti makann, minum, seks dan
uang. (the philosophie, the ambitious, and the lovers of gain. (dalam
Indrawijaya, 1989: 14 dan Thoha, 2007 :
11).
Secara teori, suatu birokrasi mempunyai berbagai sifat yang dapat dibedakan
dari ketentuan-ketentuan lain dari suatu organisasi. Beberapa sifat yang amat
penting dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Adanya
spesialisasi, atau pembagian kerja.
2. Adanya
hirarki yang berkembang
3. Adanya
suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan
4. Adanya
hubungan-hubungan kelompok yang bersifat
1. impersonalitas.
5. Adanya
promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan.
Unsur yang sangat berperan dalam suatu
organisasi dan sangat meyakinkan bahwa suatu prosedur dipatuhi adalah otoritas
dan rasa tanggung jawab yang dipunyai oleh para pejabatnya. Untuk itu Weber
berpendapat bahwa seorang pejabat dapat memperoleh otoritas dengan
mengidentifikasi sumber-sumber otoritas sebagai berikut :
1.
Otoritas yang rasional dan
sah, hal ini diciptakan oleh tingkat dan posisi yang dipegang oleh seseorang
pejabat didalam suatu hierarki;
2.
Otoritas yang tradisional,
ini diciptakan oleh kelas-kelas dalam masyarakat dan juga oleh adat kebiasaan;
3.
Otoritas kharismatik, ini
ditimbulkan oleh potensi kepribadian dari pejabat.
BAB II
A. Hakikat Manusia
Ketika manusia memasuki dunia organisasi dan dia beraktifitas
disana, maka itulah awal perilaku manusia yang berada dalam organisasi. Menurut
Nawawi (2005:3) mengemukakan bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan YME yang
kompleks dan unik dan diciptakan dalam integrasi dua subtansi yang tidak dapat berdiri
sendiri. Subtansi pertama disebut tubuh (fisik/jasmani) sebagai unsur materi,
sedangkan subtansi ke dua disebut jiwa (rohani /psikis) yang bersifat
non-materi. Tanpa keterpaduan itu wujudnya bukan manusia, karena secepat tubuh
di tinggalkan jiwa, maka yang tampak sebagi materi bukan manusia lagi tetapi
mayat atau jenazah. Selanjutnya dikatakan Nawawi (2007) bahwa dalam keterpaduan
kedua subtansi itu manusia menjalani hidup dan kehidupan yang kompleks dan
unik. Salah satu keunikannya yang mendasar adalah kehidupannya yang di bekali
dengan hakekat kemanusiaan (manusiawi) yang terdiri dari :
1)
Hakikat Individu
Manusia di dalam mengeksistensikan dirinya sebagai
individu
selamanya menginginkan untuk diperlakukan sebagai individu. Hal ini memberikan
kesadaran bahwa dirinya selain berbeda, tetapi juga sama dengan individu yang
lain.
2)
Hakikat Sosialitas
Di dalam beraktifitas sehari-hari di muka bumi ini setiap manusia
sebagai individu memerlukan individu yang lain. Tidak seorang pun manusia yang
dapat hidup sendiri dan menyendiri tanpa interaksi dengan sesama manusia.
3)
Hakikat Moralitas
Pada hakekatnya setiap manusia sebagai individu maka didalam
beraktifitas didalam masyarakat menginginkan untuk hidup secara harmonis
bersama individu yang lain.
B.
Pengertian Organisasi
1. Chester I. Barnad, (1938):
“Organization as a system of cooperatives of two or more persons”
(Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih.
2. Edwin B. Flippo menyatakan bahwa: organisasi adalah sistem
hubungan antara sumebr daya (among rsources) yang memungkikankan
pencapaian sasaran.
3. James D. Mooney berpendapat bahwa: “Organization is the form of
every human association for the attainment of coomon purpose” (Organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama. (dalam
Djatmiko, 2003:2).
4. Gitosudarmo (2000:1), mengemukakan pengertian organisasi adalah
suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara
teratur dan berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan
5. Nawawi, (2000:8), menyatakan pendapatnya tentang pengertian
organisasi dari dua segi yaitu pengerian organisasi secara statis dan dinamis
yaitu : 1) Pengertian
Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manuuusia karena memiliki
kepentingan yang sama. Statis dalam artui bahwa setiap orgnisasi memiliki
struktur yang cenderung tidak berubah-ubah disamping itu posisi, status dan
jabatan juga cenderungt permanen.
6. Pengertian Dinamis : Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang
atau lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa kerjasama
berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu mungkin menjadi
lebih efektif dan efesien, sebaliknya
juga semakin kurang efektif atau kurang efesien.
Dari pengertian organisasi sebagaimana telah diuraikan di atas,
pada dasarnya memiliki 4 (empat) unsur pokok (Nawawi, 2008) yaitu :
·
Manusia.
Unsur ini dari segi jumlah terdiri dari dua orang atau lebih.
·
Filsafat.
Manusia yang menghimpun diri dalam organisasi, dengan hakekat kemanusiaannya,
menjalani kehidupan bersama berdasarkan filsafat yang sama, sehingga
memungkinkan terwujudnya kerjasama.
·
Proses.
Organisasi sebagai perwujudan interaksi antar manusia yang menghasilkan
kerjasama, tidak pernah berhenti selama manusia berhimpun didalamnya. Oleh
sebab itu kerjasama tersebut sebagai kegiatan yang berlangsung sebagai proses.
·
Tujuan.
Organisasi didirikan manusia adalah karena kesamaan kepentingan, baik dalam
rangka mewujudkan hakekat kemanusiannya maupun secara berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhannya.
C. Perubahan Paradigma Orgnaisasi
Dalam paradigma human,
telah terjadi pergeseran pandangan tentang manusia dalam organisasi. Manusia
telah dilihat sebagai makhluk sosial yang dapat membentuk sendiri
kelompokkelompok informal sesuai dengan keinginannya, dan ingin bekerja pada
kondisi kerja yang menyenangkan. kepentingan anggota organisasi adalah sama
dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat sebagai
individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas
BAB III
A.
Perilaku Individu dalam
Organisasi.
Perilaku Organisasi adalah
suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia
meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia
demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Pengertian ini mengandung tiga
unsur pengertian yaitu :
1)
perilaku organisasi mencermati
tingkah laku yang kasat mata, seperti diskusi dngan temankerja, mengoperasikan
computer, menyuusun laporan.
2)
perilaku organisasi
mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok organisasi
3)
perilaku kelompok juga
menganalisis perilaku kelompok dan organisasi sendiri.
Larry
L. Cummings, (Dalam Thoha, 2007:7) Presiden dari Akademi Manajemen di Amerika Serikat memberikan suatu
analisa perbedaan antara perilaku organisasi dengan disiplin lain yang erat
hubungannya dengan ilmu perilaku. Menurut Cummings perbedaan yang dimaksud
sebagai berikut :
a.
Perbedaan antara
Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi antara lain : psikologi
organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan
tetapi Perilaku Organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi
disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku
orang-orang di dalam suatu organisasi.
b.
Perbedaan
antara Perilaku Organisasi dengan Teori Organisasi didasarkan pada dua
perbedaan antaranya unit analisanya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku
organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan
kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu.
Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari
organisasi itu sendiri.
c.
Perbedaan antara
Perilaku Organisasi dengan Personnel dan Human Resourcer adalah bahwa
Perilaku Organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, sedangkan Personnel
dan Human Resources (P&HR) menekankan pada teknik dan teknologi.
Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya.
B.
Perilaku Individu dalam
Organisasi
Perilaku organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil integrasi
antaraindividu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu untukmemahami perilaku organisasi sebaiknya
diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi
tersebut. ketika seseorang individu berinteraksi dengan lingkungannya, maka
disitulah awal terbentuknya perilaku secara langsung. Dikatakan bahwa proses
perilaku serupa untuk semua individu, walaupun pola perilakunya mungkin
berbeda. Ada 3 asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia, yakni:
a.
perilaku itu disebabkan (caused),
b.
perilaku itu digerakkan (motivated),
c. perilaku itu ditunjukan pada sasaran.
Ketiga unsur ini saling
terkait dalam modal dasar perilaku individu dan berlaku kepada siapa dan kapan
saja.
C.
Sifat-Sifat Individu
Dalam Organisasi
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah
dengan menganalisa kembali
prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya.
Prinsip-prinsip dasar itu sebagaimana dikemukakan oeh Thoha, (2007:36) sebagai
berikut:
1.
Manusia berbeda perilakunya,
karena kemampuannya tidak sama
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang
bagaimana bertindak.
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya.
5.
Seseorang itu mempunyai
reaksi-reaksi
senang atau tidak senang ( affective)
D. Kepribadian
Hubungan antar kepribadian dengan perilaku memang agak rumit
dipahami oleh setiap manajer. Ketika kita berbicara mengenai kepribadian, kita
tidak memaksudkan bahwa seorang mempunyai pesona (charm), suatu sikap positif
terhadap hidup, wajah yang tersenyum. Bila para psikolog bicara mengenai
kepribadian, mereka maksudkan suatu konsep dinamis yang menggambarkan
pertumbuhan dan pengembangan dari sistem psikologis keseluruhan dari seseorang.
Gordon Allport hampir 60 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian
adalah “ organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang
menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya” (Robbins, 2001 : 50).
Sigit (2003 : 26) menyatakan bahwa kepribadian adalah unik, karena
tidak ada orang yang sama persis dengan orang lain, palingpaling hanya mirip
saja.
E.
Determinan Kepribadian
Argumentasi awal yang sering diperdebatkan dalam riset kepribadian
adalah apakah kepribadian seseorang merupakan hasil keturunan atau lingkungan.
Dengan demikian kepribadian seorang pada
umumnya terbentuk oleh faktor keturunan
maupun lingkungan, yang diperlunak (moderated) oleh kondisi situasi,
1.
Keturunan
Keturunan merujuk ke
faktor-faktor yang ditentukan pada
saat
pembuahan. Sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin, temperamen, komposisi otot
dan refleks, tingkat energi, dan ritme hayati merupakan karakteristik yang
umumnya dianggap sebagai atau sama sekali atau sebagian besar dipengaruhi oleh
siapa kedua orangtua anda, yaitu oleh susunan hayati, faali (fisiologis)
dan psikologis yang melekat.
2.
Lingkungan
Faktor lain yang memiliki
peran yang cukup signifikan pada
pembentukan
kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan. Pengkondisian dini,
norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan kelompok–kelompok sosial,serta
pengaruh– pengaruh lain yang kita alami. Lingkungan yang dipaparkan pada kita
memainkan suatu peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian kita.
3.
Situasi
Faktor ketiga, situasi,
memepengaruhi dampak keturunan
dan lingkungan terhadap
kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada umumnya mantap dan konsisten,
berubah dalam situasi yang berbeda.
Pengantar Dan Latar Belakang Perilaku Organisas - Ahmad Riyan Dayani >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Pengantar Dan Latar Belakang Perilaku Organisas - Ahmad Riyan Dayani >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Pengantar Dan Latar Belakang Perilaku Organisas - Ahmad Riyan Dayani >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK