BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini penggunaan teknologi telah berkembang pesat di masyarakat.
Sebagian besar masyarakat menggunakannya tidak hanya untuk kepentingan
berkomunikasi saja, tetapi juga untuk mendapatkan informasi secara cepat dan
efisien dengan aplikasi berorientasi
internet. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang terjadi telah
memungkinkan sistem pakar untuk diaplikasikan dengan Web khususnya dalam diagnosa penyakit, banyak
penyakit penyakit yang sudah diderita para manusia sekarang yang bisa di
diagnosa termasuk mendiagnosa terjadinya penyakit kemandulan pada laki -laki.
Kemandulan atau yang disebut juga dengan Infertilitas atau tidak subur adalah ketidakmampuan pasangan suami istri mendapatkan
keturunan/ kehamilan setelah satu tahun berhubungan seksual tanpa perlindungan
apapun di waktu-waktu subur. Kemandulan ini bisa terjadi pada wanita maupun
pria, bahkan biasa terjadi pada keduanya ( sumber : Puput Shinta Dewi, Ryana Dwi Lestari, Ryani Tri Lestari Vol. 4, No. Maret 2015, ISSN : 2089-9033).
Selama ini, kemandulan memang merupakan persoalan serius yang cukup
menakutkan bagi pasangan suami istri. Apalagi, ketika mereka belum juga
dikaruniai seorang anak dari hasil perkawinannya. Kemandulan atau yang dalam
bahasa kedokterannya dikenal dengan istilah infertilitas adalah kondisi
menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam waktu satu tahun setelah
melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi. Diperkirakan
sebanyak 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam satu tahun.
Sekitar 8-10% pasangan diseluruh dunia mengalami infertilitas selama masa
reproduksinya.
Menurunnya
kesuburan / kemandulan pada pria disebabkan produksi
sperma yang kurang atau tidak ada (azoospermia).
Misalnya akibat hipotiroidisme, hiperprolaktinemia, hipogonad, testis tidak
turun, infeksi pada testis, varikokel, berbagai macam obat-obatan
seperti kortikosteroid, steroid anabolik, obat antimalaria, dsb. Begitu pula gangguan
pada level genetik, seperti sindrom
Klinefelter, tidak berkembangnya sel-sel kelamin. Abnormalitas produksi
sperma yang menghasilkan sperma dengan vitalitas di atas.
Penyebabnya hampir sama dengan penyebab gangguan produksi sperma diatas. Gangguan pada sistem transport sperma, seperti adanya
sumbatan pada epididimis atau vas deferens, misalnya paska infeksi.
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari AI yang
membuat penggunaan secara luas knowledge
yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Seorang
pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar
yang mempunyai knowledge atau
mempunyai kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam
bidang yang dimilikinya. Ketikasistem pakar dikembangkan pertama kali sekitar
tahun70-an sistem pakar hanya berisi knowledge
yang ekslusif. (Muhammad Arhami, 2005, 3).
Dalam jurnal
informatika Vol 2, Juli 2008 “Sistem
pakar untuk mendiagnosa awal tumor otak menggunakan metode Bayesian berbasis web” Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
abnormal yang bukan radang. Berdasarkan golongannya tumor dibedakan menjadi
dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak pada otak tumor akan sangat
membahayakan, dibandingkan tumor jinak dibagian tubuh lainnya. Oleh karena itu
harus jeli dalam menyikapi setiap gejala-gejala yang dirasakan, untuk
pendeteksian secara dini. Kehadiran dari gejala tumor otak seringkali diabaikan
, dimana sebenarnya gejala tersebut merupakan gejala awal dari tumor otak,
seperti nyeri kepala. Nyeri kepala merupakan salah satu gejala awal dari adanya
tumor di otak, namun gejala tersebut harus disertai dengan gejala lain
dikarenakan banyaknya prevalensi nyeri kepala yang bukan saja hanya pada
penderita tumor otak. Ada juga beberapa gejala lain yang juga dirasakan oleh
yang bukan penderita tumor otak, seperti kejang-kejang dan muntah-muntah.
Kejang-kejang merupakan gejala awal yang sering dijumpai pada lebih dari 50%
penderita tumor otak. Sebagai orang awam dalam mendiagnosa suatu penyakit tentu
saja dibutuhkan jasa dari dokter yang merupakan pakar dibidang medis.
Pada kasus tumor otak
ini juga dapat diselesaikan dengan adanya suatu sistem pakar untuk mendiagnosa
tumor otak. Sistem pakar ini nantinya dapat mendianosa tumor otak berdasarkan
gejala yang dipilih dari pasien. Dalam perancangannya sistem pakar ini akan
berbasis web yang menggunakan metode Bayesian untuk meghitung nilai
probabilitas kehadiran dari gejala penyakit tumor otak, sehingga mempermudah
untuk menentukan jenis tumor otak berdasarkan lokasi tumor yang diderita
pasien. Bayesian berasal dari teorema bayes, dimana teorema bayes itu
sendiri adalah proses perhitungan untuk sebuah ketidakpastian yang diukur
dengan probabilitas.
Kemampuan metode Bayesian
network ini dalam menghitung nilai probabilitas kemunculan suatu gejala,
telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya “Penggunaan Metode Bayesian Dalam
Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Leukemia”, dimana metode Bayesian digunakan
untuk menghitung nilai ketidakpastian dengan probabilitas dari kemunculan
gejala dari penyakit leukemia.
Penerapan metode bayes
yang digunakan merupakan variable berdasarkan nilai nilai ketidak pastian pakar
obsterti dan ginekologi kemudian dirumuskan menjadi data. Nilai ketidakpastian
data pada terjadinya penyakit digunakan sebagai masukan system saat melakukan
akuisisi pengetahuan penyakit oleh dokter menjadi masukan system saat melakukan
akuisisi pengetahuan kaidah penyakit.
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi, maka penulis
berusaha membuat suatu penelitian
selanjutnya dibahas dalam sebuah skripsi
dengan judul “Sistem Pakar Mendiagnosa
Penyakit Kemandulan Pada Laki-Laki
Dengan Menggunakan Metode
Bayes
Berbasis Web”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang masalah, maka penulis menentukan rumusan masalah yang dihadapi saat
ini yang sangat erat hubungannya dengan judul skripsi yang dibawa penulis
sebagai berikut :
1. Bagaimana gejala-gejala penyakit
kemandulan pada laki-laki ?
2. Bagaimana menerapkan metode Bayes dalam sistem pakar diagnosa
penyakit kemandulan pada
laki-laki ?
3. Bagaimana merancang suatu sistem pakar diagnosa penyakit kemandulan pada laki-laki berbasis
web?
1.3
Batasan Masalah
Batasan
masalah adalah hal yang sangat penting untuk ditentukan terlebih dahulu sebelum
sampai pada tahap pembahasan selanjutnya. Untuk mendapatkan pembahasan semaksimal mungkin dan agar mudah dipahami serta menghindari
pembahasan yang terlalu meluas maka pembatasan masalah yang akan diuraikan
sangat dibutuhkan. Adapun batasan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hanya membahas
penyebab penyakit kemandulan pada laki- laki.
2. Tidak membahas
penanggulangan penyakit.
3. Umur yang dibatasi
berusia 27 tahun.
4. Metode yang
digunakan yaitu Bayes.
5. Menggunakan bahasa
pemrograman HyperText Markup Language, PHP dan Cascading Style Sheets.
6. Menggunakan database
MySQL dalam peyimpanan data.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penyusunan skripsi dapat di jelaskan sebagai berikut:
1.
Mengetahui gejala-gejala penyakit kemandulan pada laki-laki?
2.
Menerapkan metode bayes dalam diagnosa kemandulan pada laki- laki.
3.
Merancang sistem pakar diagnosa penyakit kemandulan pada laki-laki menggunakan
metode Bayes berbasis Web?
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Dapat memberikan informasi
mengenai gejala-gejala penyakit kemandulan pada laki-laki secara luas karena
menggunakan aplikasi berbasis web.
2.
Dapat mendiagnosa penyakit
kemandulan pada laki-laki dengan menerapkan metode Bayes.
3.
Mempermudah manusia
awam untuk mengetaui penyakit kemandulan
pada laki-laki menggunakan aplikasi sistem pakar berbasis web.
1.5
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan metode berupa:
1. Pembelajaran
literatur
Jenis metode
studi kasus yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan
cara membaca buku-buku yang dapat mendukung penulisan skripsi
2. Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data-data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan referensi baik dari buku, maupun
situs internet mengenai cara kerja diagnosa hipermetropi serta konsep sistem
pakar yang mendasarinya untuk pembuatan program aplikasinya dan beberapa
referensi lainnya serta pengumpulan informasi mengenai ciri-ciri penderita
hipermetropi
3. Wawancara
Pada tahap
dilakukan seseorang atau suatu pihak untuk mendapatkan keterangan, atau
pendapat mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari
seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawa.
4. Observasi
Pada tahap ini
dilakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, Dalam arti
luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap obyek yang sedang diteliti
5. Analisis
Pada tahap ini
dilakukan pengembangan ruang lingkup sistem secara mendasar melalui pengetahuan
gejala ataupun ciri-ciri dari penderita dan jenis penyakit hipermetropi yang
dialami oleh penderita penyakit hipermetropi, representasi pengetahuan, serta
teknik inferensi dalam mengambil keputusan, sehingga dapat diformulasikan
dengan baik.
6. Perancangan
Pada tahap ini
dilakukan perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit hipermetropi dengan
menggunakan kode program, VB.Net 2008.
7. Pengujian
Setelah proses
pengkodean makan akan dilakukan proses pengujian terhadap program yang akan
dihasilkan untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan benar sesuai
dengan perancangan yang dilakukan.
8. Implementasi
Pada tahap ini
menjelaskan tentang bagaimana implementasi dari perancangan sistem pakar yang
telah dirancang.
9. Penyusunan
laporan
Menyusun hasil analisis
dan perancangan ke dalam format penulisan skripsi.
1.6
Sistematika Penulisan
Di dalam penyusunan penelitian ini
penulis membagi ke dalam 5 bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab I akan menguraikan
hal-hal yang menjadi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab II
menjelaskan landasan teori yang membahas prosedur yang digunakan dalam
penyelesaian masalah sistem pakar, gejala-gejala
terjadinya penyakit kemandulan pada laki-laki,
metode Bayes, bahasa
pemograman HTML, PHP dan CSS.
BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN
Bab III menguraikan dan menerangkan
tahapan-tahapan dalam penyelesaian masalah dan perancangan sistem serta
menjelaskan tahapan-tahapan perancangan metode dan flowchart.
BAB IV : ALGORITMA DAN IMPLEMENTASI
Bab IV menjelaskan algoritma dan implementasi
aplikasi perangkat lunak.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V berisikan kesimpulan pengerjaan skripsi
dan saran untuk mengembangkan aplikasi lebih lanjut.
Coment jika ingin lanjutannya
Coment jika ingin lanjutannya
0 Response to "Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kemandulan Pada Laki-Laki Dengan Menggunakan Metode Bayes Berbasis Web"
Post a Comment